Makalah masalah nilai awal dan syarat batas
Daftar Isi
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucap
puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkah dan
karunianya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini berisi
mengenai PD dan Masalah Nilai Awal (MNA),
Akhirnya kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami
mohon perkenan para pembaca dan rekan guru untuk memberikan saran atau kritik
membangun demi perbaikan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih.
Palembang, September 2015
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
BAB 1 PEMBAHASAN
a.
Persamaan Differensial.............................................................................................. 1
b.
Solusi Persamaan Differensial.................................................................................. 3
c. Masalah
Differensial................................................................................................ 4
Soal-soal.................................................................................................................. 6
Penyelesaian
........................................................................................................... .7
ii
BAB 1
PEMBAHASAN
1.
Persamaan diferensial
Persamaan diferensial adalah persamaan
yang memuat turunan satu atau beberapa fungsi yang tidak diketahui. Jika fungsi
yang tidak diketahui mengandung satu variabel bebas maka turunan fungsi itu
dinamakan turunan biasa dan persamaan diferensialnya disebut persamaan
diferensial biasa. Jika fungsi yang tak diketahui mengandung dua atau lebih
variabel bebas maka turunannya akan berupa turunan parsial dan persamaan
diferensialnya dinamakan persamaan persamaan diferensial parsial.
Orde atatu tingkat dari suatu persamaan
diferensial adalah turunan yang tertinggi dalam persamaan diferensial itu .
derajat atau pangkat dari suatu persamaan diferensial adalah derajat tertinggi
dari turunan yang tertinggi dalam persamaan diferensial tersebut.
Dari beberapa tipe persamaan diferensial
orde satu yang mudah di selesaikan ada dua yang perlu mendapat perhatian :
persamaan diferensial peubah terpisah yaitu persamaan yang dapat ditulis dalam
bentuk
y’
=
p(x) dx = Q(y) dy

Dan persamaan diferensial linier,
adalah persamaan yang dapat di tulis dalam
bentuk : y’ + a(x)y = b(x)
Keduanya
sering muncul dalam penerapan, dan banyak tipe persamaan diferensial yang lain
yang dapat direduksi menjadi salah satu dari kedua tipe itu. Dengan menggunakan
pemetaan yang sederhana. Jika ruas kanan pada persamaan diferensial linier di
atas sama dengan nol (b(x)=0), maka disebut persamaan diferensial homogen, dan
jika tidak maka disebut persamaan diferensial tak homogen.
Contoh
:
1. y’
+ xy = 3 adalah persamaan diferensial biasa orde 1, linier, tak homoge.
2. y’’
+ 5y’+6y = 0 adalah persamaan diferensial biasa ordo 2, linier, homogen.
3.
adala persamaan
diferensial parsial orde 1, linier, tak homoge.

Proses
pembentukan persamaan diferensial
Persamaan diferensial (PD) dalam prakteknya dapat dibentuk dari
suatu pertimbangan masalah fisis. Secara matematis, persaman-persamaan
diferensial dapat muncul melalui langka-langkah berikut :
1. Tentukan
banyaknya konstanta sembarang
2. Turunkan
persamaan sebanyak konstanta sembarang
3. Apabila
konstanta sembarangnya sudah lenyap maka, itu pesamaan diferensialnya.
Berikut
ini adalah beberapa contoh :
Contoh
1 :
Tinjau
y = A sin x + B cos x dimana ada 2 konstanta sebarang yaitu A dan B, sehingga
persamaan tersebut di turunkan sebanyak dua kali yaitu


Atau
+ y = 0
y’’ + y = 0


Dari
contoh di atas dapat pula diketahui bahwa suatu persamaan dengan dua konstanta
sembarang akan membentuk persamaan diferensial orde dua.
Contoh
2 :
Bentuklah
sebuah persamaan diferensial dari fungsi y =
x +
, diketahui bahwa ada satu konstanta
sembarang, karena turunan dari persamaan tersebut tidak identik dengan
persamaan awalnya, maka langkah selanjutnya adalah mencari berapa nilai A.

Daripersamaan
awal : y = x +
kita dapatkan :


Jika
persamaan awalnya diturunkan maka,
y = x +Ax-1
y’ = 1 – Ax-2
1 -


Subtitusi
nilai A = x(y- x) ke persamaan turunan sehingga diperoleh :
y’ = 1 –
= 1-
=
= 




xy’
= 2x – y
xy’ +y = 2x

2. Solusi
Persamaan Differensial
Kajian terhadap persamaan differensial memiliki dua tujuan utama, yaitu :
1.
Menemukan persamaan differensial yang dapat
menjelaskan keadaan atau fenomena nyata tertentu.
2.
Menemukan solusi yang sesuai dengan persamaan
differensial tersebut.
Solusi dari
persamaan defferensial adalah bentuk fungsi yang jika disubstitusikan ke fungsi
yang tidak diketahui dalam persamaan tersebut akan memberikan suatu kesamaan.
Perhatikan
bentuk y’ = F(x,y), atau dapat pula ditulis dlam bentuk lain, yaitu :
y’ =
Þ
= F(x,y) atau dy = F(x,y)dx


kaidah ini dapat dipergunakan dalam penyederhanaan
persamaan differensial.
Contoh 1 :
Buktikan bahwa y = ex adalah solusi dari
persamaan differensial y” – y = 0.
Bukti :
y
= ex, turunan pertama yaitu y’ = ex
turunan
keduanya yaitu y” = ex
jika disubstitusikan kepersamaan differensial akan
menghasilkan :
y”
– y = ex - ex = 0.
Sehingga terbukti bahwa y = ex adalah
solusi dari y” – y = 0.
Contoh 2 :
Buktikan y = sin2x adalah solusi dari persamaan
differensial y” + 4y = 0.
Bukti :
y
= sin2x, turunan pertamanya diperoleh y’ = 2 cos2x,
turunan keduanya yaitu y” = -4 sin2x = -4y,
sehingga
didapat kesamaan yaitu y” + 4y = 0
jadi, terbukti bahwa y = sin2x adalah solusi
dari y” + 4y = 0.
Terdapat
beberapa metode yang bias digunakan untuk mencari solusi persamaan
differensial. Pada dasarnya, untuk memperoleh solusi dari suatu persamaan
differensial digunakan tekhnik pengintegralkan secara langsung dan mungkin pula
terlebih dahulu melalui metode pemisahan baru kemudian diintegralkan.
3. Masalah nilai awal
Perhatikan persamaan berikut : y = ex
+ C . C merupakan konstanta sembarang, berapapun nilainya persamaan y = ex + C tetap merupakan solusi dari persamaan
differensial y” – y = 0. Solusi ini disebut solusi umum dari persamaan
differensial, karena mengandung konstanta C berupa nilai khusus, misalnya 2, 3,
-4,0, dan sebagainya, maka akan diperoleh solusi khusus. Nilai khusus
yang diberikan pada konstanta sembarang itu tergantung pada persyaratan awal
yang diberikan pada fungsi solusi tersebut. Hal ini akan menghasilkan konsep
Masalah Nilai Awal (MNA).
Masalah nilai awal yaitu suatu
persamaan differensial yang memenuhi kondisi awal tertentu atau syarat awal
yang diberikan.
Contoh 1 :
Selesaikan
masalah nilai awal berikut :
y’ = cosx
;jika diketahui y(0) = 4 ?
jawab :
y’ = cosx Þ
= cosx Þ dy = cosx dx

jika
diintegralkan maka diperoleh :


y
= sinx + C
solusi y =
sinx + C, merupakan solusi umum dari persamaan differensial diatas. Untuk
menyelesaikan MNA, harus didapatkan solusi khususnya.
Perhatikan
syarat awal : y(0) = 4, artinya bahwa pada saat x = 0 , y = 4.
Sehingga
persamaan solusi menjadi
y = sinx + C Û y = sin (0) + C = 4
0
+ C = 4 Û C = 4
Dengan nilai C
= 4, maka diperoleh solusi khusus yang merupakan penyelesaian dari MNA diatas
yaitu : y = sinx + 4.
Contoh 2 :
selesaikan MNA
berikut ini :
xy’ + y = 0, y(1)
= 1
jawab :
xy’ + y = 0 Þ xy’ = - y Þ x
= - y

akan
diselesaikan persamaan differensial diatas dengan menggunakan metode pemisah
peubah :
x
= - y, kedua ruas dikalikan
dengan
sehingga diperoleh :


x
.
= - y .
Þ
= -





selanjutnya
integralkan kedua ruas :

Þ ln y = - ln x + C
Dengan
menggunakan sifat ln maka didapat :
ln y + ln x = C
ln(y,x) = C
e ln(y,x) = ec Þ ec = A
(y,x) = A Þ y = 

Untuk
menyelesaikan MNA tersebut maka dari syarat awal y(1) = 1, diperoleh :
y =
, dengan y(1) = 1, maka : 1 =
Þ A = 1


jadi,
penyelesaian dari MNA xy’ + y = 0, y(1) = 1 adalah : y =

soal-soal
1. Bentuklah
persamaan diferensial untuk y = Ax2 + Bx
2. Tentukan
persamaan differensial, jika diketahui solusi y = Aex+B.
3.
Apakah masalah nilai awal
= x2 – xy3, y(1) = 6 mempunyai
solusi yang tunggal?

4. Carilah suatu
solusi dari persamaan differensial
= 2x melalui titik (1,4)?

5.
Apakah masalah nilai awal ,
=
y(2) = 0 mempunyai solusi yang tunggal?


Penyelesaian :
1. Bentuklah
persamaan diferensial untuk y = Ax2 + Bx.
Kita dapatkan : y = Ax2
+ Bx (1)
y’
= 2Ax + B (2)
y’’
= 2A (3)
Dari persamaan (3) diketahui A =
ke persamaan (2) :

y’ = 2Ax + B = 2
x + B = xy’’ + B

y’ = xy’’ + B ⇒ B = y’ – xy’’
Kemudian
dengan mensubtitusikan nilai A dan B ke persamaan (1) maka didapat :
y
= A
+ B x =
x2 + ( y’ + xy’’)x


=
+ xy’ – x2y’’
=
+ xy’


⇔y
=
+xy’ ⇔
- xy’ –y =0


2.
Tentukan persamaan differensial, jika
diketahui solusi y = Aex+B.
Jawab
:
Jika
persamaan tersebut ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana maka diperoleh : y = Aex+B = Aex
eB = (AeB)ex,
Karena
AeB = C maka didapat : y = Cex
Jumlah
konstanta sembarang yang ada pada
persamaan solusi adalah sebanyak satu, maka persamaan tersebut cukup diturunkan
satu kali.
y’ =
Cex Þ y’ = y Þ
y’ – y = 0
jadi
dari solusi y = Aex+B , persamaan differensialnya yaitu : y’ – y =
0.
3.
Apakah masalah nilai awal
= x2 – xy3, y(1) = 6 mempunyai
solusi yang tunggal?

Jawab:
f(x, y)
= x2 – xy3 dan
= -3xy2 merupakan
fungsi yang kontinu dalam segiempat yang memuat titik (1, 6). Berarti hipotesis
dari teorema 1 dipenuhi. Akibatnya masalah nilai awal mempunyai solusi tunggal
dalam suatu interval di sekitar x = 1 dengan bentuk |x–1|≤ hdengan h
cukup kecil.

4.
Carilah suatu solusi dari
persamaan differensial
= 2x melalui titik (1,4)?

Jawab :
Diketahui
= 2x , maka dy = 2xdx sehingga :
ò dy
= ò 2xdx
® y = x2
+ c

Untuk x = 1, nilai y = 4, maka
nilai c yang memenuhi adalah
y = x2 + c
4 = 12 + c
C = 3
Jadi
solusi dari
= 2x adalah y = x2 + 3

5.
Apakah masalah nilai awal ,
=
y(2) = 0 mempunyai solusi yang tunggal?


Jawab :
f(x, y)
=
sehingga
=
, akan tetapi
tidak
kontinu dan tidak didefinisikan di y = 0. Akibatnya tidak ada segiempat yang
memuat titik (2, 0) dimana f dan
keduanya
kontinu. Karena hipotesis teorema 1 tidak dipenuhi, maka masalah nilai awal
tidak mempunyai solusi.





DAFTAR PUSTAKA
Edward, C.H. & penney, David
E,; 1993; Elementary differensial Equations with Boundary Value Problems;
3rd sedition; prentice-hall international.
Finizio, Ladas, Widiarti Santoso;
1998 ; Persamaan differensial Biasa dengan Penerapan Modern ; Jakarta :
Erlangga
Herdiana, Heris, Sukasno dan Kusman
Engkus,; 2002; Persamaan Differensial; Bamdung: Pustaka Setia.
Post a Comment for "Makalah masalah nilai awal dan syarat batas"