Makalah Manajemen Kepemimpinan
Daftar Isi
TugasKuliah15-Makalah Manajemen Kepemimpinan adalah
Makalah yang membahas tentang manajemen kepemimpinan dimana dalam Makalah ini
medefinisikan apa itu manajemen dn apa itu kepemimpinan serta definisi dari
berbagai tokoh. Sebelum kita masuk pada pembahasan yang ada pada makalah
tersebut, sebagai pengantar marilah kita simak pengertian dari kepemimpinan
berikut. Kepemimpinan adalah sebuah
keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau
transformasi internal dalam diri seseorang.
Nah, Bagi kalian yang ingin file lengkap dari Makalah Manajemen Kepemimpinan, dibawah ini saya sudah menyiapkan link downloadnya. Kalian tinggal pilih jenis file yang ingin kalian download.
Download contoh makalah Manajemen Kepemimpinan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pelajaran mengenai kerendahan hati
dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela.
Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang
rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka. Saya menyaksikan sendiri
dalam sebuah acara talk show TV yang dipandu oleh presenter terkenal Oprah
Winfrey, bagaimana Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27
tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam
dirinya. Dia mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya.
Sehingga dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang
telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis
buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati
dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah
segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa
kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya
tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas,
seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan
dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi
internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar,
melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.
Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian
dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika
setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya,
dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat
itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar
gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
Justru seringkali seorang pemimpin
sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan
ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan
bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang
pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah
sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin
konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor and
praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan,
semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan
sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah kepemimpinan itu.?
2.
Bagaimanakah Pandangan Dari Kepemimpinan.?
3.
Apakah Yang Menjadi Hal Mendasar Bagi Kepemimpinan.?
4.
Bagaimankah Manajemen Kepemimpinan itu.?
C. Tujuan
Jika dilihat dari rumusan masalah
tersebut, tujuan dari maklah ini iyalah :
1.
Memahami arti dari kepemimpinan.
2.
Memahami Pandangan dari kepemimpinan.
3.
Mengetahui Hal-hal Mendasar Bagi Kepemimpinan.
4.
Memahami Manajemen Kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan
Pemimpin
adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya
jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif
membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama
untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok
yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang
lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang
yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan
oleh orang yang memimpinnya.
Motivasi orang untuk berperilaku ada
dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi
ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang tersebut yang mendorongnya untuk
berperi-laku tertentu. Dalam hal semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar.
Sedang motivasi intrinsik daya dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal
dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi semacam ada kesadaran kemauan sendiri
untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki mutu kerjanya.
Dalam proses tersebut pimpinan
membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain,
memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang
diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh
orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat
meningkatkan mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan
mempunyai peran yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh
dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus
bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah
suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang
dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu.
Dalam ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan affective.
B. Pandangan
Kepemimpinan
1.
Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui
pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui
membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2.
Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab
prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan
utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada
pelayanan yang baik.
3.
Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat.
Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk
membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk
jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang
pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a.
Percaya pada orang lain
Seorang
pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka
mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu,
kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b.
Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya.
Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan
olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara
kehidupan dunia dan akherat.
c.
Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata
‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti
kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan
adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari
dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan,
kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d.
Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi
dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan
lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah
pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah
satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja
secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang
atasan, staf, teman sekerja.
e.
Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri
sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya
berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari
beberapa komponen yang berhubungan dengan:
• Pemahaman materi;
• Memperluas materi melalui belajar
dan pengalaman
• Mengajar materi kepada orang lain;
• Mengaplikasikan prinsip-prinsip;
• Memonitoring hasil;
• Merefleksikan kepada hasil;
• Menambahkan pengetahuan baru yang
diperlukan materi;
• Pemahaman baru; dan
• Kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah,
karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
1)
Kemauan dan keinginan sepihak;
2)
Kebanggaan dan penolakan; dan
3)
Ambisi pribadi.
Untuk mengatasi hal tersebut,
memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman
sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari
dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang
seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat
disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi
faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari
belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan
memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih
pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan
mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan
diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan
lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan
kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk
menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan
sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip
karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual,
tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).
C. Hal Mendasar
Yang Perlu Untuk Kepemimpinan
Manajemen dilaksanakan dalam suatu
organisasi atau institusi tertentu yang pada tahap awal implementasinya
organisasi itu digerakkan oleh kepemimpinan yang sangat peduli pada mutu dan
bertekad kuat untuk membuat organisasinya itu selalu dan terus menerus
meningkatkan mutu kiner-janya, apakah itu dalam bentuk produk atau jasa.
Kepemimpinan untuk MMT itu memerlukan modal dasar dalam bentuk penguasaan tujuh
mendasar yang menyangkut kehidupan organisasinya.
a. Organisasi :
Mengapa organisasi yang dipimpinnya ini ada dan untuk
apa ? Jawaban ter-hadap pertanyaan yang sangat mendasar ini perlu dikuasai secara
baik oleh semua orang yang memegang tampuk kepemimpinan dari suatu organisasi.
Tanpa menguasai jawabannya secara baik diragukan apakah mereka akan mampu
mengarahkan orang-orang lain dalam organisasi itu ke tujuan yang seharusnya.
b. V i s i :
Akan menjadi organisasi yang bagaimanakah organisasi
itu di masa depan ? Orang-orang yang memegang kepemimpinan perlu memiliki
pandangan jauh ke depan tentang organi-sasinya; mereka ingin mengembangkan
organisasinya itu menjadi organisasi yang bagaimana, yang mampu berfungsi apa
dan bagaimana, yang mampu memproduksi benda dan jasa apa dan yang bagaimana,
serta untuk dapat disajikan kepada siapa ? Visi ini seharusnya berjangka
panjang, misalnya 10 tahun atau 25 tahun ke dapan, agar dapat memfasilitasi
usaha-usaha perbaikan mutu kinerja yang berkelanjutan.
c. M i s i :
Mengapa kita ada dalam organisasi ini ? Apa tugas yang
harus kita lakukan ? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan
dengan visi tersebut di atas. Bagaimana visi itu akan dapat diwujudkan ? Tugas-tugas
pokok apakah yang harus dilakukan oleh organisasi agar visi atau kondisi masa
depan organisasi tadi dapat diwujudkan. Rumusan tentang misi organisasi ini
juga seharusnya dapat dikuasai dengan baik dan jelas oleh orang-orang yang
memegang kepemimpinan agar mereka dapat memberi arahan yang benar dan jelas
kepada orang-orang lain.
d. Nilai-nilai
Prinsip-prinsip apa yang diyakini sebagai kebenaran
yang berfungsi sebagai pedoman dalam menjalankan tugas organisasi, dan ingin
agar orang lain dalam organisasi juga mengadopsi prinsip-prinsip tersebut.
Misalnya mutu, fokus pada pelanggan, disiplin, kepelayanan adalah nilai-nilai
yang seharusnya dianut oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan MMT.
e. Kebijakan
Ialah rumusan-rumusan yang akan disampaikan kepada
orang-orang dalam organisasi sebagai arahan agar mereka mengetahui apa yang
harus dilakukan dalam menyediakan pelayanan dan barang kepada para pelanggan.
Orang-orang yang memegang kepemim-pinan harus mampu merumuskan
kebijakan-kebijakan semacam itu agar orang-orang dapat menyajikan mutu seperti
yang diinginkan oleh organisasi.
f. Tujuan-tujuan Organisasi
Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi dalam
jangka panjang dan jangka pendek agar memungkinkan orang-orang dalam organisasi
memenuhi misinya dan mewujudkan visi mereka. Tujuan-tujuan organisasi itu perlu
dirumuskan secara kongkrit dan jelas.
g. Metodologi :
Adalah rumusan tentang cara-cara yang dipilih secara
garis besar dalam bertindak menuju pewujudan visi dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Metodologi ini terbatas pada garis-garis besar yang perlu dilakukan dan bukan
detil-detil teknik kerja.
Ketujuh hal yang sangat mendasar itu
perlu dikuasai dan dalam implementasi MMT hal itu akan dituangkan dalam
merumuskan rencana strategis untuk mutu. Tanpa kemampuan merumuskan ketujuh hal
itu secara spesifik dan mengkomunikasikannya kepada orang-orang dalam
organisasi, sulit bagi orang-orang itu untuk mewujudkan mutu seperti yang
diinginkan.
D. Manajemen
Kepemimpinan
Kepemimpinan lebih diarahkan kepada
kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak
memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama
dalam kelompok-kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam
kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap ang-gota
dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan
individu, maka ma-sing-masing kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang
sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik-narik teman sekelompoknya yang
kurang benar kerjanya.
Kepemimpinan Manajemen tidak selalu
membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam
hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan
wewenangnya kepada ke-lompok-kelompok yang ada di bawah pengawasannya. Hal ini
dilakukan terutama untuk hal-hal yang menyangkut cara melaksanakan pekerjaan
secara teknis. Orang-orang yang ada dalam kelompok-kelompok kerja yang sudah
mendapatkan pelatihan dan sehari-hari melakukan pekerjaan itulah yang lebih
tahu bagaimana melakukan pekerjaan dan karenanya menjadi lebih kompeten untuk
membuat keputusan dari pada sang pimpinan.
Setiap upaya meningkatkan mutu
kinerja, apakah itu dalam mengha-silkan barang atau menghasilkan jasa, pada
dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara kerja. Jadi kalu diinginkan
adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi perubahan, se-bab tanpa
perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja. Perubahan bisa
diciptakan oleh pemimpin, tetapi tidak perlu harus selalu berasal dari
pimpinan, sebab kemampuan pemim-pinpun terbatas. Oleh karena itu pemimpin
justru perlu merangsang timbulnya kreativitas di ka-langan orang-orang yang
dipimpinnya guna menciptakan hal-hal baru yang sekiranya akan menghasilkan
kinerja yang lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayaknya memaksakan
ide-ide lama yang sudah terbukti tidak dapat menghasilkan mutu kinerja seperti
yang diharap-kan. Setiap ide baru yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu
yang lebih bermutu dari manapun asalnya patut disambut baik. Orang-orang dalam
organisasi harus dibuat tidak takut untuk berkreasi, dan orang yang terbukti
menghasilkan ide yang bagus harus diberi pengakuan dan penghargaan.
Seorang pimpinan Manajemen selalu mendambakan
pembaharuan, sebab dia tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat
dihasilkan mutu yang lebih baik. Oleh karena itu dia harus selalu mendorong
semua orang dalam organisasinya untuk berani melakukan inovasi-inovasi, baik
itu menyangkut cara kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan. Tentu semua
itu dilakukan melalui proses uji coba dan evaluasi secara ketat sebelum
diadopsi secara luas dalam organisasi. Sebaliknya seo-rang pimpinan tidak
sepatutnya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan kerja lama yang sudah terbukti
tidak menghasilkan mutu seperti yang diharapkan olah organisasi maupun oleh
para pe-langgannya.
Manajemen selalu mengupayakan adanya
kerjasama dalam tim, kelompok, atau dalam unit-unit organisasi. Program-program
mulai dari tahap peren-canaan sampai ke pelaksanaan dan evaluasinya
dilaksanakan melalui kerjasama.Pemimpin Manajemen selalu bertindak proaktif
yang bersifat preventif dan an-tisipatif. Pemimpin Manajemen tidak hanya
bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila su-dah terjadi masalah.
Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masa-lah dan
kesulitan di masa yang akan datang. Setiap rencana tindakan sudah difikirkan
akibat dan konsekuensi yang bakal muncul, dan kemudian difikirkan bagaimana cara
untuk mengeliminasi hal-hal yang bersifat negatif atau sekurang berusaha
meminimalkannya. Dengan demikian ke-hidupan organisasi selalu dalam
pengendalian pimpinan dalam arti semua sudah dapat diper-hitungkan sebelumnya,
dan bukannya memungkinkan munculnya masalah-masalah secara me-ngejutkan dan
menimbulkan kepanikan dalam organisasi. Tindakan yang reaktif biasanya sudah
terlambat atau setidaknya sudah sempat menimbulkan kerugian atau akibat negatif
lainnya.
Sudah dikatakan sebelumnya bahwa
orang adalah sumberdaya yang paling utama dan paling berharga dalam setiap
organisasi. Oleh karena itu SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari
pimpinan Manajemen dalam arti selalu diupa-yakan untuk lebih diberdayakan agar
kemampuan-kemampuannya selalu meningkat dari waktu ke waktu.
Dengan kemampuan yang meningkat
itulah SDM itu dapat diharapkan untuk mening-katkan mutu kinerjanya.
Program-program pelatihan, pendidikan dan lain-lain kegiatan yang bersifat
memberdayakan SDM harus dilembagakan dalam arti selalu direncanakan dan
dilaksa-nakan bagi setiap orang secara bergiliran sesuai keperluan dan situasi
Bila berbicara tentang mutu tentu
akan terlintas adanya mutu yang tinggi dan mutu yang rendah. Bila dikatakan
bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi tentu karena dibandingkan dengan mutu
organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah. Artinya mutu tentang segala
sesuatu itu sifatnya relatif, bukan absolut. Setidaknya begitulah pengertian
mutu menurut Manajemen. Pimpinan dalam Manajemen dianjurkan melakukan
pem-bandingan dengan organisasi lain, membandingkan mutu organisasinya dengan
mutu organisasi lain yang sejenis. Kegiatan ini disebut benchmarking.
Pimpinan Manajemen selalu berusaha
menya-mai mutu kinerja organisasi lain dan kalau bisa bahkan berusaha melampaui
mutu organisasi lain. Bila pimpinan berbicara tentang mutu organisasi lain dan
kemudian ingin menyamai atau melebihi mutu organisasi lain itu, berarti pmpinan
itu berbicara tentang persaingan. Setiap organisasi berusaha mendapatkan
pelanggan yang lebih banyak dan yang berciri lebih baik. Usaha ini hanya akan
berhasil kalau organisasi itu mampu berkinerja yang mutunya lebih tinggi dari
organisasi lain. Ini persaingan. Manajemen dikembangkan untuk memenangkan
persaingan. Oleh karena itu pimpinan Manajemen selalu harus menyadari adanya
persaingan dan berbicara tentang itu dengan orang-orang dalam organisasinya.
Karakter suatu organisasi tercermin
dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap dan perilaku organsasi yang
cenderung menim-bulkan rasa senang dan puas pada fihak pelanggan-pelanggannya
perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung
tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh
organisasi itu juga perlu dibina. Misalnya dalam lembaga pendidikan perlu
dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai belajar, kejujuran,
kepelayanan, dan sebagainya.
Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun demikian ka-rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya agar kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi tadi. Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain.
Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun demikian ka-rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya agar kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi tadi. Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain.
Pemimpin Manajemen tidak berusaha
memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu
pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan pada dirinya yang memang harus
dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah
pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain. Pengambilan tentang
kebijaksanaan organisasi tetap ditangan pimpinan-atas, dan lainnya yang
bersifat operasional atau bersifat teknis disebarkan kepada orang-orang lain
sesuai dengan kedudukan dan tugasnya. Dalam banyak hal bahkan pengambilan
keputusan itu diserahkan kepada tim atau kelompok kerja tertentu.
Dengan demikian ketergantungan
organisasi pada pimpinan akan sangat kecil, tetapi sebagian besar dari
orang-orang dalam organisasi itu memiliki kemandirian yang tinggi. Kondisi
semacam ini tentu saja akan tercapai melalui penerapan Manajemen yang baik dan
benar, dan setelah melalui proses pembinaan yang panjang. Makin banyak dari
kesepuluh ciri itu yang diterapkan oleh pimpinan Manajemen semakin baiklah mutu
kepemimpinannya, dalam arti makin baiklah suasana kerja yang kondusif untuk
terciptanya mutu, dan makin kuatlah dorongan yang diberikan kepada orang-orang
dalam orga- nisasinya untuk meningkatkan mutu kinerjanya. Kesepuluh hal
tersebut perlu dihayati dan di-praktekkan oleh semua pimpinan , dari yang
tertinggi sampai yang terrendah, sehingga akhirnya akan menjelma menjadi pola
tindak yang normatif dari semua unsur pimpinan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Seorang pemimpin adalah seseorang
yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya.
Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu.
Pemimpin Manajemen selalu bertindak
proaktif yang bersifat preventif dan an-tisipatif. Pemimpin Manajemen tidak
hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila su-dah terjadi
masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya
masa-lah dan kesulitan di masa yang akan datang.
Untuk menerapkan Manajemen dalam
suatu organisasi diperlukan adanya kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda
dengan kepemimpinan yang tidak untuk meraih mutu. Manajemen diterapkan dalam
organisasi yang melihat tugas organisasinya tidak sekedar melaksanakan tugas
rutin, yang sama saja dari hari ke hari berikutnya.
SARAN
Seorang pemimpin adalah seseorang
yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan
memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Maka untuk menjadi seorang
pemimpin haruslah mempunyai pengetahuan dan jiwa pemimpin.
Seharusnya Pemimpin Manajemen tidak
berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan menyebarkan
kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan pada dirinya yang
memang harus dipegang oleh seorang pimpinan.
DAFTAR
PUSTAKA
James K. Van Fleet, 1973, 22 Manajemen Kepemimpinan,
Jakarta:Mitra UsahaPurwanto, Yadi, 2001,
Makalah: Manajemen PT. Cendekia Informatika, Jakarta
http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-kepemimpinan_6811.html
Download Makalah Manajemen Kepemimpinan*doc*pdf
Nah, Bagi kalian yang ingin file lengkap dari Makalah Manajemen Kepemimpinan, dibawah ini saya sudah menyiapkan link downloadnya. Kalian tinggal pilih jenis file yang ingin kalian download.
Link Download contoh makalah Manajemen Kepemimpinan.
Demikianlah ulasan mengenai MakalahManajemen Kepemimpinan, semoga dapat bermanfaat serta menambah wawasan kita.
I will definitely use your information. Thank you. Look here- research paper help
ReplyDeleteThis is very useful information for me. Thank you very much! You know how to start a reflective essay introduction?
ReplyDeleteINI BAGUS...
ReplyDeleteSAYA MINTA BUAT REFRENSI..