Laporan Kimia Lingkungan 'Penentuan Kesadahan Sementara'
TugasKuliah15-Kali ini saya akan share Contoh Laporan Kimia Lingkungan dengan judul Penentuan Kesadahan Sementara. Dilaporan ini membahas mengenai dilakukannya
percobaan untuk menentukan kesadahan sementara dari tiga sampel air, yaitu air
laut, air sumur dan air galon. Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh
kesadahan sementara dari air sumur, laut dan air galon yaitu sebagai berikut : Air
sumur 6,3 ppm, Air Lau 4,85 ppm
dan Air galon 8,6 ppm. Nah, untuk lebih jelasnya, silahkan anda
simak baca Penentuan Kesadahan Sementara
dibawah ini :
PERCOBAAN
II
PENENTUAN
KESADAHAN SEMENTARA
I.
TUJUAN
Adapun tujuan
dilakukannya percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar kesadahan sementara
dari tiga sampel air, yaitu air laut, air sumur dan air galon.
II.
DASAR TEORI
Kesadahan
atau hardness adalah salah
satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya
ion-ion Ca2+ Mg2+. Atau dapat
juga disebabkan karena adanya ion-ion
lain dari polyvalent
metal (logam
bervalensi banyak) seperti
Al, Fe,
Mn, Sr dan Zn dalam bentuk
garam sulfat,
klorida dan
bikarbonat dalam
jumlah kecil.
Kesadahan
merupakan petunjuk kemampuan air
untuk membentuk busa
apabila dicampur
dengan sabun. Pada
air berkesadahan
rendah, air akan
dapat membentuk
busa apabila
dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi
tidak akan terbentuk busa.
Disamping itu, kesadahan
juga merupakan
petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha
untuk memanipulasi nilai pH.
Kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana
sabun ini diiendapkan
oleh ion-ion Ca2+, Mg2+.
Karena
penyebab dominan/utama kesadahan
adalah Ca2+ dan Mg2+,
khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air
yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+
dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.
1)
Kesadahan
sementara
Kesadahan sementara adalah kesadahan yang
disebabkan oleh
adanya garam-garam
bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesadahan sementara
ini dapat/mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan),
sehingga terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.
Reaksinya:
-
Ca(HCO3)2 –
dipanaskan
→ CO2(g) + H2O(l) + CaCO3(s)
-
Mg(HCO3)2
– dipanaskan → CO2(g) + H2O(l) + MgCO3(s)
2)
Kesadahan tetap
Kesadahan tetap dalah kesadahan yang disebabkan
oleh adanya garam-garam
klorida, sulfat dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2.
Kesadahan tetap
dapat dikurangi dengan penambahan larutan
soda–kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida)
sehingga terbentuk endapan kalium
karbonat
(padatan/endapan)
dan magnesium
hidroksida (padatan/ endapan) dalam
air.
Reaksinya:
-
CaCl2
+ Na2CO3 → CaCO3(s)+ 2 NaCl(aq)
-
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3(s) + Na2SO4(aq)
-
MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2(s) + CaCl2(aq)
-
MgSO4 +
Ca(OH)2
→ Mg(OH)2(s) + CaSO4(aq)
(Annisa, 2008).
III.
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan
bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a.
Alat
·
Statif dan klem
·
Erlenmeyer 250 mL
·
Pipet tetes
·
Buret 50 mL
·
Gelas ukur 25 mL dan 50 mL
b.
Bahan
·
Larutan H2SO4
·
Indikator metil orange
·
Sampel air laut
·
Sampel air sumur
·
Sampel air galon
IV.
PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur
kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Menyiapkan 2
buah erlenmeyer bersih.
2.
Memasukkan 50 mL
sampel air sumur ke dalam masing-masing erlenmeyer.
3.
Menambahkan 3
tetes indikator metil orange pada masing-masing erlenmeyer.
4.
Memasukkan
larutan H2SO4 0,02 N ke dalam buret.
5.
Menitrasi kedua
erlenmeyer tersebut dengan larutan H2SO4 0,02 N hingga
warna larutan berubah menjadi merah muda. Kemudian mengamati volume yang
digunakan menitrasi.
6.
Mengulangi
perlakuan 1, 2, 3 dan 5 dengan menggunakan sampel air laut dan air galon.
V.
HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil
yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
2
3
|
a)
Air sumur
+ Metil Orange
b)
Air sumur
+ Metil Orange dan dititrasi dengan H2SO4 0,02N
- Titrasi 1
- Titrasi 2
- Rata-rata
a)
Air laut
+ Metil Orange
b)
Air galon
+ Metil Orange dan dititrasi dengan H2SO4 0,02N
- Titrasi 1
- Titrasi 2
- Rata-rata
a)
Air galon
+ Metil Orange
b)
Air galon
+ Metil Orange dan dititrasi dengan H2SO4 0,02N
- Titrasi 1
- Titrasi 2
- Rata-rata
|
- Larutan berwarna kuning
- Larutan berubah menjadi merah muda
- 7 mL
- 5,6 mL
- 6,3 mL
- Larutan berwarna kuning
- Larutan berubah menjadi merah muda
- 4,7 mL
- 5 mL
- 4,85 mL
- Larutan berwarna kuning
- Larutan berubah menjadi merah muda
- 8,8 mL
- 8,4 mL
- 8,6 mL
|
Ø
Perhitungan
a.
Menghitung kesadahan sementara
· Sampel
air sumur
kadar
= mL H2SO4
x 0,001 x 1000 dalam ppm CaCO3
= 6,3mL x 0,001 x 1000 dalam ppm CaCO3
= 6,3 ppm CaCO3
· Sampel
air laut
kadar
= mL H2SO4
x 0,001 x 1000 dalam ppm CaCO3
= 4,85mL x 0,001 x 1000 dalam ppm CaCO3
= 4,85 ppm CaCO3
· Sampel
air galon
kadar
= mL H2SO4
x 0,001 x 1000 dalam ppm CaCO3
= 8,6mL x 0,001 x 1000 dalam ppm CaCO3
= 8,6 ppm CaCO3
VI.
PEMBAHASAN
Air sadah
sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-)
atau mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2)
dan magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung
ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena
kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut
terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. (Prabowo, 2008).
Percobaan ini
dilakukan bertujuan untuk menentukan kadar kesadahan sementara dari suatu
sampel air. Dimana sampel air yang diteliti yaitu sampel air sumur, air laut
dan air galon.
Pada percobaan
ini akan ditentukan kadar kesadahan sementara sampel air dengan metode titrasi volumetrik yaitu dengan menitrasi sampel yang telah ditambahkan indikator metil
orange, dengan asam kuat. Adapun asam kuat yang dipakai untuk menitrasi yaitu
asam sulfat (H2SO4), dimana asam kuat yaitu asam sulfat yang digunakan untuk titrasi akan menetralkan
zat-zat yang merupakan zat basa hingga titik akhir titrasi (pH 3,1– 4,4),
dan zat-zat tersebut dinyatakan sebagai mg/L CaCO3 atau ppm (Anonim, 2008)
Pada percobaan
ini, sampel air yang diteliti yaitu sampel air sumur, air laut dan air galon.
Perlakuan awal yang dilakukan adalah memasukkan 50 mL sampel air ke dalam 2 Erlenmeyer dan masing-masing
ditambahkan
3 tetes larutan indikator metil jingga ke dalam sampel tersebut, dan
hasilnya sampel air yang bening berubah warna menjadi kuning. Larutan indikator metil jingga
digunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan
warna dari kuning menjadi merah muda yakni pada pH 3,1 – 4,4. Kemudian menitrasi sampel air dengan
menggunakan larutan H2SO4
0,02 N sampai terjadi titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ditandai dengan
adanya perubahan warna sampel air dari kuning menjadi merah muda. Fungsi larutan H2SO4 0,02 N yaitu sebagai penitran untuk menentukan
kesadahan pada sampel air laut.
Dari hasil
titrasi di atas, diperoleh volume rata-rata H2SO4 yang
digunakan untuk tiap sampel yaitu, untuk titrasi terhadap sampel air sumur diperoleh volume H2SO4 0,02 N sebanyak 6,3 mL, untuk titrasi terhadap sampel air laut diperoleh volume H2SO4 0,02 N sebanyak 4,85 mL dan untuk titrasi terhadap sampel air galon diperoleh volume H2SO4 0,02 N sebanyak 8,6 mL. Dari data tersebut dapat dilakukan perhitungan
terhadap kesadahannya, diperoleh kesadahan air sumur sebesar 6,3 ppm CaCO3,
kesadahan air laut sebesar 4,85 ppm CaCO3, dan kesadahan air galon sebesar 8,6 ppm CaCO3.
Tingkat
kesadahan dari ketiga sampel yang diteliti ini dapat diketahui, apakah tingkat
kesadahannya lunak, atau sangat sadah. Berikut ini adalah criteria
selang kesadahan yang biasa dipakai:
1.
Standar
kesadahan menurut WHO, 1984, mengemukakan bahwa :
a.
Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO3;
b.
Lunak mengandung 0-60 ppm CaCO3;
c.
Agak sudah mengandung 60-120 ppm CaCO3;
d.
Sadah mengandung 120-180 ppm CaCO3;
e.
Sangat sadah 180 ppm ke atas.
2.
Standar
kesadahan menurut E. Merck, 1974, bahwa :
a.
Sangat lunak antara 0-4 OD atau 0-71 ppm CaCO3;
b.
Lunak antara 4-8 OD atau 71-142 ppm CaCO3;
c.
Agak sadah antara 8-18 OD atau 142-320 ppm CaCO3;
d.
Sadah 18-30 OD atau 320-534 ppm CaCO3;
e.
Sangat sudah 30 OD keatas atau sekitar 534 ppm ke atas.
3.
Standar
kesadahan menurut EPA, 1974, bahwa :
a.
Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO3;
b.
Lunak, antara 0-75 ppm CaCO3;
c.
Agak sadah, antara 75-150 ppm CaCO3;
d.
Sadah, 150-300 ppm CaCO3;
e.
Sangat sadah 300 ppm ke atas CaCO3.
4.
Standar
kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang
dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3.
Berdasarkan data di atas, maka tingkat kesadahan sementara sampel air dapat digolongkan
sebagai berikut. Sampel air sumur, air laut dan air galon, semuanya tergolong dalam kategori sangat rendah (sangat lunak) (Sarisawa, 2009).
Dari hasil yang
diperoleh, juga dapat dilihat air galon memiliki kadar kesadahan yang
paling tinggi, sebab kemungkinan pada pengolahan air galon ini, airnya ditambahkan dengan kaporit (kalsium hipoklorit), untuk membunuh bakteri yang mungkin yang
ada dalam air sehingga kesadahannya meningkat.
Secara teoritis,
sampel air laut harusnya memiliki tingkat kesadahan yang lebih tinggi dibanding
dua sampel lainnya. Sebab Air laut merupakan campuran
dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas
terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Garam-garaman
yang utama yang terkandung dalam air laut adalah Klorida (55%), Natrium (31%),
Sulfat (8%), Magnesium (4%), Kalsium (1%), Potasium (1%) dan sisanya kurang
dari 1% terdiri dari Bikarbonat, Bromida, Ssam Borak, Strontium dan Florida
(Yunias, 2011).
Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri
terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum
apabila dimasak.
Parameter
kualitas air bersih yang ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 terdiri atas
parameter fisik, parameter kimiawi, parameter mikrobiologis.
a.
Parameter Fisik
Parameter fisik yang harus dipenuhi pada air minum
yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Sementara
suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas. Selain itu, air minum tidak
menimbulkan endapan. Jika air yang kita konsumsi menyimpang dari hal ini, maka
sangat mungkin air telah tercemar.
b.
Parameter Kimia
Dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak boleh
mengandung partikel terlarut dalam jumlah tinggi serta logam berat (misalnya
Hg, Ni, Pb, Zn,dan Ag) ataupun zat beracun seperti senyawa hidrokarbon dan
detergen. Ion logam berat dapat mendenaturasi protein, disamping itu logam
berat dapat bereaksi dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Karena
sebagian akan tertimbun di berbagai organ terutama saluran cerna, hati dan
ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusak.
c.
Parameter
Mikrobiologis
Bakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu
Escherichia colli, Clostridium perfringens, Salmonella. Bakteri patogen
tersebut dapat membentuk toksin (racun) setelah periode laten yang singkat
yaitu beberapa jam. Keberadaan bakteri coliform (E.coli tergolong jenis bakteri
ini) yang banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas
sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air. Makin tinggi tingkat
kontaminasi bakteri coliform, makin tinggi pula risiko kehadiran bakteri
patogen, seperti bakteri Shigella (penyebab muntaber), S. typhii (penyebab typhus), kolera, dan
disentri.
(Sarisawa, 2009).
VII.KESIMPULAN
Berdasarkan
tujuan dan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Air sadah
sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-)
atau mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2)
dan magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Dimana kesadahannya
dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion
Ca2+ dan atau Mg2+.
2.
Dari percobaan
yang telah dilakukan, diperoleh kesadahan sementara dari air sumur, laut dan
air galon yaitu sebagai berikut:
·
Air sumur :
6,3 ppm
·
Air Laut
: 4,85 ppm
·
Air galon
: 8,6 ppm
Demikinalah pembahasan tentang Contoh Laporan Kimia Lingkungan ‘Penentuan Kesadahan Sementara’. semoga
bisa membantu dalam mencari referensi dan bermanfaat bagi para pembaca.. Sekian terimakasih
Post a Comment for "Laporan Kimia Lingkungan 'Penentuan Kesadahan Sementara'"