Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Aturan Penggunaan Angka Bahasa Arab Sesuai Kaidah Nahwu

Tugaskuliah15, Aturan Penggunaan Angka Bahasa Arab – Kembali lagi di tugaskuliah15, pada kesempatan yang baik ini, kita akan membahas materi tentang Aturan Penggunaan angka bahasa arab sesuai kaidah nahwu. Dalam materi ini membahas pengertian Ilmu Nahwu, Angka dalam bahasa arab dan Aturan Penggunaan angka bahasa arab sesuai kaidah nahwu. Untuk lebih jelasnya silahkan simak penjelasannya dibawah ini.

Nah, Bagi kalian yang ingin file lengkap dari Aturan Penggunaan Angka Bahasa Arab, dibawah ini saya sudah menyiapkan link downloadnya. Kamu tinggal pilih jenis file yang ingin kalian download.

Aturan Penggunaan Angka Bahasa Arab Sesuai Kaidah Nahwu

Aturan Penggunaan Angka Bahasa Arab
Aturan Penggunaan Angka Bahasa Arab Sesuai Kaidah Nahwu


Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai aturan penggunaan angka dalam bahasa arab, alangkah baiknya kita pahami dulu pengertian dari ilmu nahwu berikut ini:

Pengertian Ilmu Nahwu

Ilmu nahwu adalah ilmu tatabahasa arab. Ia berfungsi sebagai pengatur agar sesorang berbahasa arab dengan benar. Misalkan saja ketika menyusun kalimat, maka nahwu memberikan aturan bahwa kalimat yang benar minimal harus terdiri dari fi’il + fa’il atau mubtada’ + khabar. Bagi yang sedang mempelajari bahasa arab, wajib hukumnya mempelajari ilmu nahwu yang mana ia adalah salah satu cabang ilmu bahasa arab.

Disini saya akan berbagi tentang aturan penggunaan angka dalam bahasa arab, yang mana ia termasuk salah satu materi yang dipelajari dalam ilmu nahwu yang biasa disebut bab adad ma’dud. Dalam keseharian kita, kita tidak terlepas dari  menggunakan angka. Baik itu untuk menyebutkan jumlah sesuatu, misal: 4 tas, 8 pena, 30 siswa, dan lain sebagainya. Dalam menggunakannya, kita harus tau aturan-aturannya atau cara penggunaannya. Simak penjelasannya berikut ini :

Aturan Penggunaan Angka Bahasa Arab

Penggunaan Pada Angka 1-2

Ketika menyebutkan sesuatu yang berjumlah 1, maka cukup sebutkan mufrodatnya dalam bentuk mufrad, kemudian disertai menyebut angka satu setelahnya. Contohnya  Ketika kita menyebut 1 buku, maka bahasa arabnya adalah  كِتَابٌ وَاحِدٌ  . jika ingin menyebut sesuatu yang berjumlah 2, maka cukup menyebutkan mufrodatnya dalam bentuk mutsanna, kemudian dilanjutkan menyebut angka dua setelahnya. Misalnya jika kita menyebut 2 buku, maka bahasa arabnya adalah  سَيَّارَتَانِ إِثْنَانِ 

contohnya dalam kalimat adalah sebagai berikut :     

لَدَيَّ بَيْتٌ وَاحِدٌ

1

Aku punya satu rumah

لَدَيَّ بَيْتَانِ إِثْنَانِ

2

Aku punya 2 rumah


Penggunaan Pada Angka 3-10

Berikutnya yaitu aturan atau cara penggunaan pada angka 3-10. Untuk penggunaan pada angka 3-10, terbagi dalam beberapa jenis :

  • Adad (angka) berjenis muannats jika ma’dudnya (sesuatu yang di jumlah) berjenis mudzakkar.
  • Adad (angka) berjenis mudzakkar jika ma’dudnya (sesuatu yang di jumlah) berjenis muannats.
  • Ma’dud (sesuatu yang dijumlah) dirubah menjadi  jamak.
  • Ma’dud (sesuatu yang dijumlah) dii’rab majrur.
  • Adad (angka) dii’rab sesuai kedudukannya di dalam jumlah (kalimat).

Untuk lebih memperjelas, perhatikan contoh-contoh berikut ini :

قَرَأْتُ ثَلَاثَ صَفَحَاتٍ

1

Saya telah membaca 3 halaman

عَلَى الْمَكْتَبِ أَرْبَعَةُ أَقْلَامٍ

2

Di atas meja ada 4 pena

Pada contoh nomor 1, ma’dudnya ialah buku (صَفْحَةٌ) Jamaknya (صَفَحَاتٌ). sedangkan adadnya adalah 3 ( ثَلَاثٌ ) berbentuk mudzakkar karena ma’dudnya muannats. Dalam kalimat tersebut adadnya dii’rab manshub karena ia sebagai maf’ul bih (obyek).

Pada contoh nomor 2, ma’dudnya adalah majalah (قَلَمٌ) jamaknya (أَقْلَامٌ).  Sedangkan adadnya adalah 4 (أَرْبَعَةٌ) berbentuk muannats karena adadnya berjenis mudzakkar.  Dalam kalimat tersebut adadnya dii’rab marfu’ karena ia sebagai mubtada.

Penggunaan Pada Angka 11-12

Berikutnya yaitu aturan atau cara penggunaan pada angka 11-12. Untuk penggunaan pada angka 11-12, terbagi dalam beberapa jenis :

  • Adadnya (angkanya) berjumlah 2 kata, yaitu 1 atau 2 dan 10 . jadi keduanya harus sama-sama mudzakkar jika ma’dudnya mudzakkar. Dan keduanya harus sama-sama muannats jika ma’dudnya muannats. 
  • Adad (angka) termasuk isim mabni, ia dii’rab mahalli sesuai kedudukannya dalam jumlah (kalimat).
  • Ma’dud (sesuatu yang dihitung) dii’rab manshub berkedudukan sebagai tamyiz.

Untuk lebih memperjelas, perhatikan contoh-contoh berikut ini :


فِيْ الْغُرْفَةِ أَحَدَ عَشَرَ رَجُلًا

1

Didalam ruangan ada 11 laki-laki

فِيْ الْغُرْفَةِ إِثْنَا عَشَرَ رَجُلًا

2

Didalam ruangan ada 12 laki-laki

فِيْ الْغُرْفَةِ إِحْدَى عَشْرَةَ اِمْرَأَةً

3

Didalam ruangan ada 11 perempuan

فِيْ الْغُرْفَةِ إِثْنَتَا عَشْرَةَ اِمْرَأَةً

4

Didalam ruangan ada 12 perempuan


Pada contoh pertama, adadnya adalah عَشَرَ أحَدَ . Sedangkan ma’dudnya adalah رَجُلًا. adadnya (عَشَرَ أحَدَ ) adad murakkab mabni menempati tempatnya rafa’ karena ia sebagai mubtada’ muakkhor. Sedangkan ma’dudnya (رَجُلًا / اِمْرَأَةً) dii’rab manshub karena ia berkedudukan sebagai tamyiz. Untuk contoh nomor 2 dan seterusnya, penjelasannya sama persis dengan contoh nomo 1.

Penggunaan Pada Angka 13-99

Berikutnya yaitu aturan atau cara penggunaan pada angka 13-99. Untuk penggunaan pada angka 13-99, terbagi dalam beberapa jenis :

  • Jika ma’dudnya muannats, maka adadnya harus mudzakkar. Dan jika ma’dudnya mudzakkar, maka adadnya harus muannats.
  • Ma’dudnya dii’rab manshub, berkedudukan sebagai tamyiz.
  • Adadnya beri’rab sesuai dengan tempatnya dalam kalimat.

Untuk lebih memperjelas, perhatikan contoh-contoh berikut ini :

فِيْ الْغُرْفَةِ ثَلَاثَةَ عَشَرَ طَالِبًا

1

Didalam ruangan ada 13 siswa

فِيْ الْغُرْفَةِ أَرْبَعَةَ عَشَرَ طَالِبًا

2

Didalam ruangan 14 siswa

فِيْ الْغُرْفَةِ ثَلَاثَ عَشرَةَ طَالِبَةً

3

Didalam ruangan ada 13 siswi

فِيْ الْغُرْفَةِ أَرْبَعَ عَشرَةَ طَالِبَةً

4

Didalam ruangan ada 14 siswi

فِيْ الْغُرْفَةِ خَمْسَةٌ وَعِشْرُوْنَ طَالِبًا

5

Didalam ruangan ada 25 siswa

فِيْ الْغُرْفَةِ خمْسٌ وَ عِشْرُوْنَ طَالِبَةً

6

Didalam ruangan ada 25 siswi

Pada contoh nomor 1, adadnya (ثَلَاثَةَ عَشَر) berkedudukan sebagai mubtada’ muakkhar, sedangkan ma’dudnya beri’rab manshub berkedudukan sebagai tamyiz. Sedangkan khabarnya adalah jar majrur (فِيْ الْفَصْلِ) .

Penggunaan Pada Angka 100 Keatas

Untuk angka 100 ke atas, tidak ada perbedaan antara muannats dengan mudzakkar. Kamu boleh menggunakan adad mudzakkar pada waktu ma’dud mudzakkar ataupun adad mudzakkar pada waktu ma’dud muannats . intinya adadnya tetap mudzakkar walaupun ma’dudnya berjenis  mudzakkar atau muannats. 

Perhatikan contoh berikut ini untuk lebih jelasnya:

فِيْ الْغُرْفَةِ مِائَةُ طَالِبٍ

1

Di dalam ruangan ada 100 siswa

فِيْ الْغُرْفَةِ مِائَةُ طَالِبَةٍ

2

Di dalam kelas ada 100 siswi

فِيْ الْغُرْفَةِ أَرْبَعُ مِائَةِ طَالِبَةٍ

3

Di dalam kelas ada 400 siswi

فِيْ الْغُرْفَةِ خَمْسُ مِائَةِ طَالِبٍ

4

Di dalam kelas ada 500 siswa


Sekarang coba kalian bandingkan contoh pertama dan kedua. Disitu ma’dudnya bisa mudzakkar, dan bisa juga muannats.

Download Aturan Penggunaan Angka Bahasa Arab*doc,*pdf.

Nah, Bagi kalian yang ingin file lengkap dari Makalah Politik Pendidikan, dibawah ini saya sudah menyiapkan link downloadnya. Kamu tinggal pilih jenis file yang ingin kalian download.


Nah, demikianlah pembahasan tentang adad ma’dud (aturan angka bahasa arab) sesuai kaidah nahwu. Semoga bisa dipahami dan bermanfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Post a Comment for "Aturan Penggunaan Angka Bahasa Arab Sesuai Kaidah Nahwu"