Makalah Prosa, Fiksi dan Drama
Daftar Isi

Prosa, Fiksi dan Drama- Kita berangkat pada Pengetahuan tentang kesusastraan yang merupakan hal wajib sebagai bekal bagi calon guru bahasa, khususnya bahasa Indonesia karena hal tersebut termasuk ketrampilan dasar yang harus dimiliki. Berapresiasi sastra, dapat menambah pengetahuan, wawasan, kesadaran dan kepekaan perasaan, sosial, dan religinya akan
terasah, dan akan timbul penghargaan dan rasa bangga terhadap sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
terasah, dan akan timbul penghargaan dan rasa bangga terhadap sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Prosa, fiksi dan drama merupakan objek kajian kesusastraan yang harus kita pahami dengan demikian kita dapat menganalisa, mengapresiasi dan membuat karya prosa, fiksi, dan drama, oleh sebab itu pada makalah ini penulis akan menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan prosa, fiksi dan drama.
Dibawah ini saya sudah menyiapkan Makalah Prosa, Fiksi dan Drama yang cukup rinci. Untuk lebih jelasnya silahkan anda baca sendiri.
Dibawah ini saya sudah menyiapkan Makalah Prosa, Fiksi dan Drama yang cukup rinci. Untuk lebih jelasnya silahkan anda baca sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Burhan Nurgiyantoro dalam bukunya yang berjudul “Teori Pengkajian Fiksi”
menjelaskan bahwa kesusastraan adalah suatu bidang kajian yang termasuk ruang
lingkup Bahasa Indonesia di samping kajian kebahasaan yang lain. Materi
yang tercakup dalam kesusastraan adalah puisi, prosa, dan drama. Dalam
pembelajarannya, materi itu terintegrasi dalam empat keterampilan
berbahasa (mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis). Keterintegrasian materi sastra dalam empat keterampilan berbahasa tersebut
tujuannya adalah agar memperoleh dan memiliki
pengalaman berapresiasi sastra
secara langsung.
Pengetahuan tentang kesusastraan adalah hal wajib sebagai bekal bagi calon
guru bahasa, khususnya bahasa Indonesia karena hal tersebut termasuk
ketrampilan dasar yang harus dimiliki. Berapresiasi sastra, dapat menambah pengetahuan, wawasan,
kesadaran dan kepekaan perasaan, sosial, dan religinya akan terasah, dan akan
timbul penghargaan dan rasa bangga terhadap sastra Indonesia sebagai khasanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Prosa, fiksi dan drama merupakan objek kajian kesusastraan yang harus kita
pahami dengan demikian kita dapat menganalisa, mengapresiasi dan membuat karya
prosa, fiksi, dan drama, oleh sebab itu pada makalah ini penulis akan
menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan prosa, fiksi dan drama
1.2 Tujuan
Makalah ini
ditulis bertujuan sebagai konsep dalam mempelajari prosa, fiksi dan drama serta
jenis karya sastra dan hakikat karya sastra itu sendiri. Pengetahuan tentang
karya sastra merupakan pengetahuan wajib para calon guru bahasa Indonesia
sebagai bekal dasar yang harus dikuasai. Begitu kompleknya permasalah yang ada
dalam prosa, fiksi dan drama menuntut kita jeli dalam memahami dan menganalisa
khususnya pada karya sastra prosa dan fiksi.
1.3 Manfaat Penulisan
Semoga dengan
makalah ini dapat menjadi menjadi penambah khasanah
ilmiah sebagai bekal menghadapi perkembangan zaman yang menuntut sumber
daya manusia yang handal baik dalam bidang skill
dan pengetahuan, serta professional dalam bidangnya. Orang yang mau menulis
maka dapat mengetahui dimana sisi kelemahan dari hasil karya tulis yang
dibuatnya sehingga, dapat memperbaikinya serta menambah pengetahuan bagi
penulis sendiri, serta dengan membaca maka pengetahuan akan bertambah dan
diharapkan dengan pengetahuan yang yang ada, kita dapat berbagi kepada anak
didik kita kita.
BAB II
KAJIAN
PERPUSTAKAAN
2.1 Teori
Pertama kali sebuah karya fiksi yang
masuk ke Indonesia merupakan karya novel terjemahan,masa ini dinamakan Sastra
Melayu Lama sekitar tahun 1870-an. Pada tahun 1920 terbitlah karya
sastra berupa prosa seperti novel, cerpen, drama dan lain sebagainya. Angkatan
ini dikenal dengan Angkatan Balai Pustaka, karya karya novelis Indonesia yang
terkenal pada masa ini adalah Siti Nurbaya, Salah Asuhan, dan Si Cebol
Merindukan Bulan Pada masa berikutnya muncullah angkatan Pujangga Baru sebagai
reaksi keras atas banyak sensor oleh Penerbit Balai Pustaka. Karya-karya
yang terkenal pada masa ini adalah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Belenggu
dan Di bawah Lindungan Ka'bah. Lalu muncullah Angkatan '45, angkatan ini lebih
realistik dibanding angkatan sebelumnya. Sastrawan yang terkenal di masa ini
adalah : Chairil Anwar, Idrus, dan Trisno Sumardjo. Angkatan
berikutnya adalah Angkatan 1950-1960. Ciri karya sastra dari angkatan
ini di dominasi oleh Cerpen dan Puisi. Pada angkatan ini muncul
gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan
Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis Karya yang terkenal pada
masa ini adalah Mochtar Loebis, Ramadhan K.H, dan W.S. Rendra Dan berikutnya
datanglah Angkatan 1966-1970 yang karya sastranya menganut aliran
surealis,arketipe dan absurd. Sastrawan terkenal pada masa ini adalah :
Taufik Ismail, Umar Kayam, dan Titis Basino. Kemudian pada dekade berikutnya
karya sastra lebih di dominasi oleh roman, angkatan ini dinamakan angkatan
1980-1990. Sastrawan terkenal pada zaman ini adalah Nh. Dini dan Pipiet Senja.
dan berikutnya adalah Angkatan Reformasi. Pada masa ini banyaknya karya sastra
berupa Novel, Cerpen, dan Puisi yang bertemakan sosial dan politik. Dan
terakhir adalah Angkatan 2000-an. Novelis terkenal pada masa ini adalah Andrea
Hirata.
Drama berasal dari
bahasa yunani yang berarti perbuatan atau gerakan. Dalam perkembangan
selanjutnya yang dimaksud drama adalah bentuk karya sastra yang berusaha yang
berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak percakapan di
atas panggung ataupun suatu karangan yang disusun dalam bentuk percakapan dan
dapat dipentaskan. Oleh karena itu, dalam naskah drama selain percakapan pelaku
berisi pula penjelasan mengenai gerak-gerik dan tindakan pelaku, peralatan yang
dibutuhkan, penataan pentas atau panggung, music pengiring dan lain-lain.
Ciri khas dari drama adalah, naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dalam menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari dan pantas untuk diucapkan di atas panggung. Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis, melaiknkan bahasa tutur. Pilihan kata (diksi) pun dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi berhubungan dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon.
Dialog dalam sebuah dramapun harus bersifat estetis atau memiliki keindahan bahasa. Namun nulai estetis tersebut tidak boleh mengganggu makna yang terkandung dalam naskah. Selain itu, dialog harus hidup. Artinya, dapat mewakili tokoh yang dibawakan. Untuk itu observasi di lapangan perlu dilakukan untuk membantu menulis dialog drama agar realistis.
Ciri khas dari drama adalah, naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dalam menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari dan pantas untuk diucapkan di atas panggung. Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis, melaiknkan bahasa tutur. Pilihan kata (diksi) pun dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi berhubungan dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon.
Dialog dalam sebuah dramapun harus bersifat estetis atau memiliki keindahan bahasa. Namun nulai estetis tersebut tidak boleh mengganggu makna yang terkandung dalam naskah. Selain itu, dialog harus hidup. Artinya, dapat mewakili tokoh yang dibawakan. Untuk itu observasi di lapangan perlu dilakukan untuk membantu menulis dialog drama agar realistis.
2.2 Prosa
Kata prosa diambil
dari bahasa Inggris, prose. Kata ini sebenarnya memiliki pengertian yang
lebih luas, tidak hanya mencakup pada tulisan yang digolongkan sebagai karya
sastra, tapi juga karya non fiksi, seperti artikel, esai, dan sebagainya. Agar
tidak terjadi kekeliruan, pengertian prosa ini dibatasi pada prosa sebagai
genre sastra. Prosa menurut KBBI adalah karangan bebas (tidak terikat oleh
kaidah yg terdapat dalam puisi).
Kajian
kesusastraan sering mengistilahkan prosa sebagai fiksi (fiction), teks
naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti
rekaan) dapat diartikan karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat
rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata. Tokoh, peristiwa dan
latar dalam fiksi bersifat imajiner. Hal ini berbeda dengan karya nonfiksi.
Dalam nonfiksi tokoh, peristiwa, dan latar bersifat faktual atau dapat
dibuktikan di dunia nyata (secara empiris).
jenis-jenis prosa terdiri dari:
1.
Prosa lama: prosa lama
umumnya tidak diketahui nama pengarangnya. Prosa lama merupakan warisan leluhur
yang diturunkan dari generasi ke generasi. Prosa lama berisi petuah atau
nasehat dalam kehidupan sehari-hari. Yang termasuk ke dalam jenis prosa lama
antara lain: Dongeng, cerita rakyat, kisah, riwayat, dan hikayat.
2.
Prosa baru: prosa baru
adalah prosa yang diciptakan pada masa sekarang. Umumnya prosa baru diketahui
secara pasti nama penulis aslinya. Yang termasuk ke dalam jenis prosa baru
antara lain: novel, roman, biografi, dan cerpen.
2.3 Fiksi
Fiksi adalah
suatu karya sastra yang mengungkap realitas kehidupan sehingga mampu
mengembangkan daya imajinasi. Fiksi menurut Altenbernd dan Lewis yang
dikutip oleh jakob sumardjo dam bukunya yang berjudul” Apresiasi Kesusastraan”(1955),menjelaskan bahwa fiksi
dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya
masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasi hubungan – hubungan
antar manusia. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, fiksi adalah cerita
rekaan (roman, novel, dsb). Sudjiman, Burhan Nurgiantoro (1995), menyebut fiksi
ini dengan istilah ceritera rekaan, yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan,
danalur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam
prosa.Logika dalam prosa fiksi adlah logika imajnatif, sedangkan logika dalam
nonfiksi adalah logika factual.Prosa fiksi dapat dibedakan atas pendek dan
novel.
2.4 Drama
Drama adalah salah satu
jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu
unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita
secara langsung dan dipertontonkan di depan umum. Drama adalah karya
sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk di pentaskan atau di
pertunjukkan. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, drama adalah komposisi syair
atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui
tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
Cerita atau kisah, terutama yg melibatkan konflik atau emosi, yg
khusus disusun untuk pertunjukan teater. Drama juga dapat di beri pengertian
ceritra atau karangan yang berbentuk skenario lengkap, dimana semuanya telah
diuraikan secara rinci oleh penulis drama, misalnya kalimat-kalimat yang harus
diucapkan oleh pemain, sikap dan gerak-gerik yang harus dimainkan oleh pemain juga
tempat adegan dalam cerita drama diuraikan secara rinci oleh penulisnya. Bahasa
yang dipakai disesuaikan dengan bahasa golongan pelaku. Bahasa jongos berbeda
dengan bahasa majikan, guru, dokter, pujangga dan lain-lain.
2.4.1 Unsur-Unsur Drama
Dalam Karya Sastra
Drama dalam bentuk karya sastra yang
melukiskan kehidupan manusia melalui lakuan atau dialog. Drama diproyeksikan di
atas pentas sebagai seni pertunjukan. Hakikat drama adalah dialog dan konflik
yang bersifat hakiki. Dialog adalah percakapan tokoh dengan tokoh lainnya.
Adapun macam-macam drama adalah:
1.
Tragedi adalah drama
yang diwarnai kesedihan
2.
Komedi adalah drama
yang diwarnai kegembiraan
3.
Tragedi-komedi adalah
drama gabungan antara drama tragedi dan komedi
4.
Pantonim adalah drama
yang hanya menampilkan mimik dan gerakan
Adapun unsur-unsur
drama antara lain:
1.
Unsur Intrinsik
Unsur
intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah drama di dalam drama itu sendiri.
Berikut adalah uraian unsur intrinsik drama:
a.
Tokoh
Tokoh
adalah orang yang berperan dalam suatu drama. Dalam drama tokoh diperankan oleh
seorang actor. Berdasarkan perannya terhadap jalan cerita tokoh dibedakan
menjadi tiga sebagai berikut:
1)
Tokoh protagonis Adalah
tokoh yang membangun cerita, biasanya ada satu atau dua figure tokoh
protagonist utamayang dibantu oleh tokoh-rokoh lainnya yang ikut terlibat
sebagai pendukung cerita.
2)
Tokoh antagonis Adalah
tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita
beberapa figure pembantu yang ikut menentang cerita
3)
Tokoh tritagonis Adalah
tokoh pembantu, baikuntuk tokoh protagonist maupun untuk tokoh antagonis. Watak
seorang tokoh dalam drama dapat dilihat dari ucapan-ucapan. Seorang tokoh dapat
diketahui usia, latar belakang sosial, moral dan suasana kejiwaan.
BAB III
METODE PEMBELAJARAN
3.1 Ceramah
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal . Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan
pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada
sekelompok siswa.(Sanjaya,2009). Dalam metode ceramah (
lecture method) merupakan sebuah cara pengajaran yang dilakukan oleh guru
secara monolog dan hubungan satu arah (one way communication), metode ini
dipandang paling efektif dala mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang
sesuai dengan jangkauan daya faham siswa. Metode ini sampai sekarang masih
sering digunakan. Guru biasanya belum merasa puas jika tidak melakukan ceramah.
Seolah-olah jika tidak ada ceramah tidak ada proses pembelajaran.
Metode ceramah (preaching
method) adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa, yang pada umumnya mengkuti
secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang
paling ekonomis untuk penyampaian informasi, dan paling efektif dalam mengatasi
kelangkaan buku dan alat bantu peraga.
Metode ini bersifat terpusat, sehingga menghasilkan
komunikasi yang searah, yaitu proses penyampaian informasi dari pengajar kepada
peserta didik, sementara proses belajar yang baik adalah adanya interaksi dalam
melakukan suatu kegiatan, sehingga terjadi proses belajar yang efektif dan
menyenangkan, serta tujuan pembelajaran pun dapat tercapai dengan baik.
Kelebihan model pembelajaran ceramah dibandingkan dengan model pengajaran
lainnya adalah
1. Guru mudah menguasai kelas,
2. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah
besar,
3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar,
4. Mudah dilaksanakan ,
5. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat
bantu pelajaran, tidak menghambat terlaksananya pelajaran dengan ceramah.
Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, PBL
juga memiliki beberapa kelemahan dalam penerapannya. kelemahan pelaksanaan PBL
yakni
1. Pelajaran berjalan membosankan dan siswa-siswa menjadi
pasif, karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri oleh konsep yang
diajarkan. Sisawa hanya aktif membuat catatan saja,
2. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat
siswa tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan,
3. Pengetahuan yang diperoleh melaui ceramah lebih cepat
terlupakan,
4. Ceramah
menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar Menghafal” yang tidak mengakibatkan
timbulnya pengertian.
3.1.1
Teori Belajar Yang Melandasi Model Pembelajaran Ceramah
Dalam perkembangannya, pembelajaran ceramah dilandasi oleh :
1. Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon. Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa
stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon.
3.1.2
Metode Ceramah yang Menyenangkan
Metode ceramah yang monoton,
memanglah dirasakan sangat membosankan bagi para peserta didiknya, apalagi bila
disajikan dalam bentuk dongeng, yang berfungsi sebagai pengantar siswanya untuk
tidur di malam yang hening, bahkan kadang kala si pengajar melenceng dari
materi yang semestinya disampaikan, justru ia malah menceritakan tentang
keadaan keluarganya, sampai ke para tetangganya, seolah-olah si guru itu curhat
kepada muridnya. Hal ini serupoa dengan sebuah situs dari internet yang
menceritakan
Ini adalah contoh nyata dari bumi belahan lain di dunia pendidikan, oleh karena itu kita sebagai calon guru masa depan yang baik, haruslah mempersiapkan segala sesuatunya, baik itu dari segi disiplin ilmu, pemahaman segala konsep dan teknik segala keterampilan, hubungan sosial terhadap lingkungan, serta akhlak dari personal kita sendiri, karena bukanlah tidak mungkin, kisah dosen tadi terjadi pada diri kita, menjadi seorang pengajar yang membosankan, tidak menarik, bahkan sampai dijuluki ‘monster’ oleh anak didik kita sendiri.
Lalu bagaimana sebenarnya metode ceramah yang baik dan menyenangkan? Maka jawabnya adalah :
Ini adalah contoh nyata dari bumi belahan lain di dunia pendidikan, oleh karena itu kita sebagai calon guru masa depan yang baik, haruslah mempersiapkan segala sesuatunya, baik itu dari segi disiplin ilmu, pemahaman segala konsep dan teknik segala keterampilan, hubungan sosial terhadap lingkungan, serta akhlak dari personal kita sendiri, karena bukanlah tidak mungkin, kisah dosen tadi terjadi pada diri kita, menjadi seorang pengajar yang membosankan, tidak menarik, bahkan sampai dijuluki ‘monster’ oleh anak didik kita sendiri.
Lalu bagaimana sebenarnya metode ceramah yang baik dan menyenangkan? Maka jawabnya adalah :
1.
Seorang guru harus menciptakan
situasi belajar (class orcestra) yang efektif, efisien dan menyenangkan bagi
siswanya, karena dengan senangnya itu, si anak akan mau belajar (khusunya dalam
pembelajaran matematika), dan menjadi pintar, bukan gurunya saja yang pintar.
2.
Menggunakan strategi yang tepat, jadi
sang guru itu harus menguasai berbagai macam metode, teknik, dan pendekatan,
serta mempunyai keterampilan khusus dalam penyampaian materi.
3. Kreatif,
sehingga siswa tidak bosan, karena terdapat inovasi dalam penyampaian materi.
4. Menggunalkan
lebih dari satu metode, yang biasa kita sebut ‘Metode Ceramah Plus’, jadi
dengan metode ceramah plus ini, kita dapat menggabungkan metode ceramah dengan
metode lainnya, seprti dengan metode diskusi, yang disisipi tanya jawab
sehingga siswa tidak pasif, dengan drill method, siswa langsung mempraktekan
sendiri keterampilan yang sedang diajarkan, bagaimana cara membuatnya,
menggunakannya, apa manfaatnya dan sebagainya, dengan metode demonstrasi, yang
langsung memperagakan alat peraganya, dan banyak lagi metode yang dapat
digabungkan dengan metode ceramah, bahkan akan menjadi lebih banyak lagi jika
anda sebagai calon guru masa depan, memanfaatkan otak anda untuk berkreatifitas
dalam menciptakan teknik pembelajaran.
5. Memanfaatkan
teknologi, penyajian ceramah pastinya akan menjadi sangat menarik jika
disajikan dengan bantun LCD, seorang guru hanya membawa laptop, sambungkan ke
LCD, muncullah bahan/materi-materi yang akan disampaikan, jadi guru dapat
menjelaskan semenarik mungkin kepada siswa, yang tidak akan membuat siswa
menjadi bosan dan mengantuk, dan tentunya materi yang disampaikan menjadi lebih
sistematis, karena telah dirancang sebelumnya.
Kelebihan
Metode Ceramah
b.
Dapat menampung banyak siswa,
sehingga setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan si
pengajar, dan biaya pun menjadi relatif lebih murah.
c.
Guru dapat memberikan tekanan
terhadap hal-hal yang dianggap penting, sehingga waktu dan energi dapat
digunakan se efektif mungkin
d.
Dapat menyelesaikan kurikulum/silabus
dengan lebih mudah dan lebih cepat.
e. Sangat
baik, jika terbatasnya jumlah buku dan alat peraga.
Kekurangan Metode Ceramah
a.
Kegiatan belajar mengajar akan mejadi
tidak efektif, bahkan membosankan, karena tidak adanya interaksi dalam kegiatan
itu.
b. Terlalu
banyaknya materi yang di ceramahkan (disampaikan) akan membuat si anak tidak
mampu menguasai semua materi.
c. Pembelajaran
melalui ceramah, cenderung lebih mudah terlupakan dibanding dengan belajar
dengan melakukan (learning to do).
d. Sistem
pembelajaran si anak lebih ke arah hafalan (rote learning), sehingga akan
kebingungan bila ditanya pengertian dan asal muasal suatu rumus misalnya dalam
pembelajaran matematik.
3.2
Diskusi
Metode diskusi
adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.
Atau Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu
keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para
peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu
keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998).
Metode diskusi
menghasilkan keterlibatan murid karena meminta mereka menafsirkan pelajaran.
Dengan demikian para murid tidak akan memperoleh pengetahuan tanpa mengambilnya
untuk dirinya sendiri. Diskusi membantu agar pelajaran dikembangkan
terus-menerus atau disusun berangsur-angsur dan merangsang semangat bertanya
dan minat perorangan. Tidak ada cara lain yang lebih sesuai untuk menjamin
pengungkapan perorangan atau penerapan pelajaran. Metode diskusi tidak sekedar
perdebatan antar murid atau perdebatan antara guru dan murid. Juga diskusi
tidak hanya terdiri dari mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menerima
jawabannya. Diskusi ialah usaha seluruh kelas untuk mencapai pengertian di
suatu bidang, memperoleh pemecahan bagi sesuatu masalah, menjelaskan sebuah
ide, atau menentukan tindakan yang akan diambil. Para murid akan segera merasa
apakah guru mengajukan diskusi yang sejati atau hanya memberi kesempatan
beberapa orang murid mengemukakan pendapat mereka sebelum ia sendiri memberi
jawaban yang menentukan. Agar diskusi bisa produktif harus ada suasana
keramahan dan keterbukaan. Diskusi yang bermanfaat didasarkan atas rasa saling
menghormati pendapat setiap orang yang hadir. Pemimpin diskusi dengan ikhlas
mengajak yang lain untuk ikut serta dalam suatu usaha bersama..
Strategi
mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana pengajaran.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Dapat pula diartikan sebagai usaha guru dalam menggunakan beberapa
variabel pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat
mempengaruhi siswa untu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kebaikan Metode Diskusi
Melalui diskusi dapat dikembangkan keterampilan mengklarifkiasi,
mengklasifikasi, menyusun hipotesis, menarik kesimpulan, mengaplikasikan teori,
dan mengkomunikasikan pendapat. Disamping itu, metode diskusi dapat melatih
anak menghargai pendapat orang lain, melatih keberanian untuk mengutarakan
pendapat, mempertahankan pendapat, dan member rasional sehubungan dengan
pendapat yang orang kemukakan.
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
1.
Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
2.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari
berbagai sumber data.
3.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem
bersama-sama.
4.
Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
5.
Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau
menentang pendapat teman-temannya.
6.
Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan,
atau keputusan yang akan atau telah diambil.
7.
Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi
atau mungkin bertentangan sama sekali.
8.
Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
9.
Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara
saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis
Dengan
mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan
pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Kelemahan metode diskusi
sebagai berikut:
1.
Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang
bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
2.
Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3.
Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
4.
Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan
terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
5.
Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan
telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan
kesempatan untuk berbicara.
6.
Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap
kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau
menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1.
Drama adalah
pembicaraan yang diucapkan dan sesuai di atas panggung. Drama memiliki dua
unsur. Yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur
yang membangun sebuah drama di dalam drama itu sendiri. Sedangkan unsur
ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar drama namun berkaitan dengan cerita
drama tersebut.
2.
Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat imajiner, meskipun imajiner
sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat
mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia.
3. Prosa menurut KBBI adalah karangan bebas (tidak
terikat oleh kaidah yg terdapat dalam puisi), prosa terbagi atas dua yaitu
prosa lama dengan prosa baru. Prosa lama umumnya tidak diketahui pengarangnya, Prosa
lama merupakan warisan leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi
sedangkan prosa baru yaitu prosa yang sekarang dan pengarangnya diketahui
dengan pasti.
4. Metode
ceramah (preaching method) adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi
dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa, yang pada umumnya mengkuti
secara pasif. Metode ini bersifat terpusat, sehingga menghasilkan komunikasi
yang searah.
5. Metode
diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan, Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,
serta untuk membuat suatu keputusan
4.2
Saran-saran
Dengan lahirnya makalah ini semoga dapat membantu
mahasiswa untuk memperoleh informasi tentang sastra serta untuk memperdalam
mempelajari bahasa Indonesia tentang kajian prosa fiksi dan drama serta
jenis-jenis karya sastra dan hakikat karya sastra sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Sri. 2006. Kreative (Bahasa Indonesia XII B).
Semarang: Viva Pakarindo.
Fabregas liliwana.
2012.
Harefa, Andreas. 2002. Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Indratti, Fatmi. 2002. Mefi SMP (Bahasa Indonesia IX B).
Semarang: Mefi Caraka.
Jabrohim. Anwar, Chairul dan Sayuti, Suminto A. 2001. Cara Menulis
Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Sumardjo, Jakob. 2007. Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sekian ulasan saya mengenai Makalah Prosa, Fiksi dan Drama , semoga bermanfaat bagi kita semua. Silahkan bagi anda yang ingin berkomentar, komentar anda merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi saya.
Sekian ulasan saya mengenai Makalah Prosa, Fiksi dan Drama , semoga bermanfaat bagi kita semua. Silahkan bagi anda yang ingin berkomentar, komentar anda merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi saya.
Baca Juga Artikel Lainnya :
info yang bermanfaat,....hadir gan..
ReplyDeletemakasih gan atas kunjungannya.. kalau ada waktu jangan lupa mampir lagi..
DeleteMakasih . Artikelnya sangat bermanfaat.
ReplyDeleteMakasih . Artikelnya sangat bermanfaat.
ReplyDeletesangat membantu
ReplyDeleteMakasih tas kunjunganx gan.. jangan lupa berkunjung lagi.
DeleteDari hati yang paling dalam saya sangat berterimaksih sudah menerbitkan materi ini, karena ini sunggu bermaanfaat bagi saya.
ReplyDelete