Tugas Sosiologi 'Makalah Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Melalui Pelestarian dan Pemulihan Terumbu Karang'
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Sebagai
Negara maritim dan Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia mempunyai
sekitar 17.000 pulau kecil dan besar. Selain itu, luas lautan yang ada di
Indonesia sekitar dua kali luas daratannya. Karena itu tidak mengherankan
apabila Indonesia memiliki panjang total pantai sekitar 87.000 km, yang
merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.
Dengan
potensi pesisir yang begitu besar, Indonesia seharusnya sudah menjadi Negara
yang sangat kaya dan makmur. Para nelayannya harusnya dapat hidup sejahtera dan
berkecukupan. Namun sayangnya, hal ini belum bisa terwujud. Banyak sekali
nelayan yang masih dibelenggu oleh rantai kemiskinan. Kehidupan para nelayan
masih banyak yang jauh dari taraf kesejahteraan[1]. Kemiskinan menjadi masalah lingkungan yang sulit
ditanggulangi (Salim 1987, dalam Saad 2008). Namun, mau tidak mau masalah ini
butuh pemecahan.
Untuk
mayoritas masyarakat pesisir, sebenarnya ada salah satu hal penting yang
berpengaruh besar terhadap peningkatan taraf hidup mereka. Hal ini adalah
kelestarian terumbu karang. Karena kelestarian terumbu karang akan sangat
berpengaruh terhadap kondisi masyarakat pesisir, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung.
Namun
sayangnya, potensi terumbu karang yang begitu besar ini masih belum disadari
oleh semua masyarakat pesisir. Banyak dari mereka kurang memperhatikan kondisi
terumbu karang di sekitar mereka. Hal inilah yang membuat maraknya pengrusakan
terumbu karang besar-besaran, yang sebagian besar merupakan ulah manusia.
Sebenarnya, terkadang masyarakat pesisir tidak dapat disalahkan sepenuhnya atas
permasalahan ini. Banyak dari mereka yang melakukan pengrusakan dikarenakan
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kelestarian terumbu karang bagi
kehidupan mereka. Oleh karena itu, penting sekali untuk memberikan pengetahuan
yang jelas kepada mereka demi kelestarian terumbu karang dan perbaikan taraf hidup
mereka sendiri.
1.2 Perumusan
masalah
- Bagaimana kondisi terumbu karang di Indonesia?
- Apa saja upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk melestarika terumbu karang?
- Apa saja manfaat terumbu karang bagi kehidupan masyarakat pesisir?
1.3 Tujuan
penulisan
- Mengetahui kondisi dan permasalahan terumbu karang yang terjadi di Indonesia.
- Mengetahui tentang upaya-upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk melestarikan terumbu karang
- Mengetahui manfaat terumbu karang dalam konteks memberdayakan masyarakat pesisir
BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Kondisi
dan Permasalahan Terumbu Karang di Indonesia
Laut
memiliki peranan yang sangat penting. Dengan luasnya yang mencapai 70 persen
luas permukaan bumi, laut memegang peranan penting dalam memelihara sistem
pendukung kehidupan, pengendalian iklim, dan penopang kehidupan hewan dan
tumbuhan. Selain itu, laut juga menyediakan berbagai potensi seperti protein,
transportasi, lapangan kerja, rekreasi, dan/atau kegiatan-kegiatan ekonomi,
sosial, dan budaya lainnya. (World Commission on Environment and Development 1987,
dalam Saad 2008)
Sebagai
negara maritim dan salah satu Negara dengan laut terluas, sudah sepantasnya
Indonesia memiliki potensi yang amat besar. Dengan berbagai macam potensi yang
ada, seharusnya Indonesia dapat menjadi Negara yang amat kaya. Salah satu
potensi besar yang dimiliki Indonesia adalah keanekaragaman terumbu karangnya.
“Indonesia
terletak di pusat dunia yang sangat terkenal dengan keanekaragaman satwa dan
karang. Di perairan laut nusantara terdapat lebih adri 33.000 mil persegi
terumbu karang atau 1/3 dari jumlah karang dunia dan 1/4 dari jumlah jenis ikan
yang ada di dunia. Di samping itu, Indonesia memiliki 600 dari 800 jenis karang
di dunia, yang membentuk terumbu karang serta rumput laut terbesar kedua di
dunia.”(Saad 2008: 15)
Terumbu
karang merupakan ekosistem pantai yang paling produktif. Terumbu karang sendiri
memiliki produktivitas yang sangat tinggi, sehingga perairan yang ditempatinya
dapat menjadi tempat pemijahan, pengasuhan dan tempat untuk mencari makan bagi
ikan-ikan lainnya. Dengan sendirinya, baik jumlah maupun hasil tanggkapan
biota lainnya di kawasan terumbu karang juga dapat meningkat.
Sayangnya,
di Indonesia, lebih dari 70% atau sekitar 33 kilometer dari 51 kilometer
terumbu karangnya sudah rusak parah. Belum lagi hanya sekitar 10% saja yang
kondisinya masih sangat baik. Hal inilah yang perlu dipikirkan bersama-sama.
Karena tanpa usaha penahanan laju kerusakan, diperkirakan populasi terumbu
karang di dunia akan habis tahun 2050. (Rachmawati 2001: 2)
2.2 Usaha
Pelestarian Terumbu Karang
Mengingat
makin buruknya kondisi terumbu karang yang ada di Indonesia, maka hal ini butuh
berbagai solusi untuk mengatasinya. Solusi yang ditawarkan sebaiknya mencakup
aspek secara umum dan dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini
dikerenakan hampir semua tempat yang ada di Indonesia memiliki kategori
permasalahan yang tidak terlalu berbeda. Berikut ini adalah beberapa solusi
yang kiranya dapat dilakukan untuk membantu menjaga kelestarian terumbu karang.
2.3 Kesadaran
individu
Dalam
membantu upaya pelestarian terumbu karang, hal yang paling penting adalah
kesadaran dari manusia itu sendiri. Untuk itu, diperlukan pemberian informasi,
wawasan, dan pengetahuan mengenai terumbu karang. Beberapa hal yang perlu
diketahui masyarakat adalah apa itu fungsi terumbu karang, bagaimana
manfaatnya, bagaimana kondisinya sekarang, dan apa dampak yang mungkin terjadi
jika terumbu karang rusak. Dengan dibekali pengetahuan seperti itu, maka
masyarakat pun akan memiliki rasa kepemilikan yang kuat, sehingga akan membantu
melestarikannya.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan oleh setiap individunya diantaranya:
- Mulai dari hal kecil, yaitu tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai ataupun laut.
- Selanjutnya cobalah terapkan prinsip 3R (Reduce-Reuse-Recycle) untuk mengurangi pemanasan global. Karena kelestarian terumbu karang sangat dipengaruhi oleh iklim.
- Mengikuti organisasi-organisasi pecinta alam.
- Terlibat langsung dalam upaya pelestarian lingkungan, terutama terumbu karang.
- Bagi nelayan sendiri, upayakan untuk mengambil sumber daya dengan konsep yang ramah lingkungan (Burke 2000: 36). Jangan menggunakan bubu[3] ataupun bom ikan.
2.4 Peranan
pemerintah
Dalam
hal ini, pemerintah juga memegang peranan yang sangat penting dalam pelestarian
terumbu karang. Pemerintah dapat berperan sebagai pembuat aturan dan juga
sebagai pengawas. Pemerintah dapat membuat dan menetapkan kebijakan atau aturan
yang bisa menyelamatkan terumbu karang. Selain itu pula, pemerintah dapat
melaksanakan program-program yang bertujuan langsung untuk pelestarian terumbu
karang. Hal-hal diatas juga dapat dibantu dengan mengadakan kerjasama dengan
lembaga-lembaga yang juga ingin melestarikan lingkungan. Dengan hal itu,
kemungkinan besar laju kerusakan terumbu karang di Indonesia dapat berkurang,
berhenti, atau bahkan menjadi lebih baik.
Namun
kembali lagi, semua hal diatas tidak akan terlaksana tanpa keseriusan dari
pemerintah sendiri. Pemerintah harus mau dan mampu untuk benar-benar
merealisasikan program-program yang ada. Selain itu pula, pemerintah harus bisa
tegas dalam menindak setiap hal-hal yang menjurus pada pengrusakan terumbu
karang.
2.4.1 Manfaat
Terumbu Tarang Bagi Kehidupan Masyarakat Pesisir
Manfaat
terumbu karang sangatlah besar dan beragam. Hal inilah yang sebenarnya patut
diketahui oleh masyarakat, agar mereka menyadari betapa pentingnya terumbu
karang. Manfaat terumbu karang dapat dikategorikan menjadi tiga aspek, yaitu
sebagai berikut.
2.4.2 Manfaat
ekologi
Ditinjau
dari dari segi ekologi, terumbu karang memiliki beberapa manfaat yang penting.
Manfaat pertama yaitu sebagai pemecah ombak. Dengan ditahannya energi dari
ombak yang datang, maka akan mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan-kerusakan
lingkungan lainnya. Selanjutnya yang kedua, terumbu karang juga sangat
bermanfaat bagi hewan dan tanaman, yaitu sebagai tempat untuk berkumpul mencari
makan, berkembang biak, membesarkan anak, dan juga berlindung. Yang terakhir,
terumbu karang juga merupakan salah satu penghasil oksigen yang cukup banyak.
Terumbu karang memiliki kemampuan menghasilkan oksigen yang sama dengan hutan,
sehingga membantu dapat membantu menciptakan udara yang lebih segar.
2.4.3 Manfaat
wisata dan pendidikan
Dari
segi wisata, terumbu karang tentunya merupakan objek yang sangat dilirik oleh
para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Keanekaragaman jenisnya yang
amat banyak, warna-warnanya yang sangat menarik, bentuk-bentuknya yang unik,
serta biota-biota lain yang hidup disekitarnya, tentu akan menambah nilai
eksotisme yang memberikan kepuasan tersendiri bagi penikmatnya. Banyak para
wisatawan yang rela merogoh koceknya dalam-dalam hanya untuk melihat keindahan
terumbu karang melalui kegiatan-kegiatan seperti diving dan snorkeling. Beberapa
contoh yang dapat kita lihat yaitu banyaknya wisatawan yang datang
ketempat-tempat wisata bahari seperti di Pulau Seribu, Taman Nasional Wakatobi,
ataupun Taman Nasional Bunaken.
Berkaitan
juga dengan wisata, semua kalangan masyarakat penikmat eksotika terumbu karang
haruslah menjadikan hal ini sebagai pendidikan dan pembelajaran. Dengan melihat
keindahan yang begitu bagus, namun dengan potensi kerusakan yang begitu besar,
masyarakat sepatutnya dapat menyadari arti penting terumbu karang. Dengan
begitu, banyak masyarakat akan lebih disiplin lagi, terutama dalam hal menjaga
lingkungan.
Terakhir,
terumbu karang juga dapat dijadikan tempat penelitian bagi para pengamat
kelautan dan pesisir. Banyak peneliti yang bisa mengamati fungsi-fungsinya baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dan kita sebagai masyarakat berharap
bahwa nantinya hasil-hasil penelitian itu dapat berguna bagi kehidupan kita.
2.4.4 Manfaat
ekonomi
Melihat
dari berbagai macam fungsinya baik dari ekologi maupun wisata, tentunya juga
manfaat terumbu karang tidaklah lepas dari segi ekonomi. Banyak masyrakat yang
menggantungkan kehidupannya dari sini, terutama masyarakat pesisir. Berkaitan
dengan fungsinya sebagai tempat pemijahan dan perlindungan biota lain, maka
tentunya dengan terjaganya kelestarian terumbu karang, maka biota-biota lainnya
pun akan terjaga. Hal inilah yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil
tangkapan nelayan, yang juga dapat mempengaruhi pendapatan nelayan.
Selanjutnya,
dengan banyaknya wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan terumbu
karang, maka banyak juga jasa-jasa masyarakat yang akan digunakan. Misalnya,
dengan banyaknya pengunjung, maka jasa penyewaan perahu, alat renang, alat
selam, bahkan tour guide akan meningkat. Secara otomatis hal
ini akan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Kemudian juga,
untuk warga sekitar yang menjual berbagai macam barang kerajian daerah,
tentunya akan membantu meningkatkan penjualan mereka. Dan contoh terakhir yaitu
fungsinya bagi para pemilik penginapan, dimana dengan bertambahnya jumlah
wisatawan, maka akan sangat meningkatkan pendapatan mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai
Negara dengan laut yang amat luas, Indonesia seharusnya sudah menjadi Negara
yang makmur. Masyarakatnya, terutama masyarakat pesisir seharusnya sudah mampu
hidup berkecukupan. Namun sayanya, hal ini belum bisa diwujudkan. Hal ini salah
satunya dikarenakan masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai lingkungan
sekitarnya serta cara-cara yang terbaik untuk memanfaatkannya. Salah satu
contohnya yaitu mengenai pelestarian terumbu karang, serta potensi yang ada
dibaliknya.
Kondisi
ini dapat dilihat dari keadaan terumbu karang yang ada di Indonesia, dimana
hampir sebagian besarnya sudah rusak. Oleh karena itu butuh perhatian dan
penanganan yang lebih baik dari individu, masyarakat maupun pemerintah.
3.2 Saran
Diharapkan
kepada semua warga, masyarakat pesisir khususnya, untuk bisa lebih
mengerti tentang arti pentingnya kelestarian terumbu karang. Karena hanya
dengan pengetahuan yang jelaslah, maka rasa kepemilikan itu akan muncul. Selain
itu, pemerintah juga sepatutnya turun tangan secara langsung dan memberikan
perhatian yang lebih untuk masalah ini.
Post a Comment for "Tugas Sosiologi 'Makalah Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Melalui Pelestarian dan Pemulihan Terumbu Karang'"