Hakikat Manusia Menurut Islam
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh
Hakikat Manusia Menurut Islam – Sebelum Kita Mengulas mengenai Hakikat
Manusia Menurut Islam, kita berangkat
dari pengertiana berikut : Hakikat manusia
adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia.
Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa
Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti
berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang
juga berasal dari bahasa Latin. Dibawah ini, akan dijelaskan Hakikat Manusia Menurut Islam, untuk lebih
jelasnya silahkan anda simak .
Pengertian Hakikat
Menurut
bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal
segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala
sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat
syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf
orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata
diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat
jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
Pengertian Manusia
Manusia
adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.
Membicarakan
tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi
yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para
penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk
berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki
perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social
(superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional
(akali), dan moral (nilai). Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia
sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap
introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan
subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang
tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut
aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses
pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut
teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).
Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi
secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori
kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata
karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan,
menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Dalam
al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan
dan al-nas.
Kata
basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa
basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu).
Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari
tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan
dan minum (al-mu’minuum : 33).
Kata
insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5),
yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau
spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul
amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus
bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata
al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna
linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan
bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas
menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan
demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan
social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak
biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
Sebenarnya
manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1.
Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2.
Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani
saja.
3.
Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang
diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di
kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina
yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk
social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk
menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup
dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai
kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
Asal Mula Manusia “Teori Evolusi Darwin dan Nabi Adam a.s”
Jika
kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir pertama kali
dipikiran adalah teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles
Darwin dijelaskan bahwa manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci
umat Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan bahwa manusia pertama adalah Nabi adam
a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus mencari bukti untuk
memastikan asal mula manusia.
1. Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan
Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang
mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah dimulai
dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk
peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat
kelompok dasar sebagai berikut di bawah ini :
a.
Australophithecines
b.
Homo habilis
c.
Homo erectus
d.
Homo sapiens
Genus
yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh
evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari
selatan". Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang
telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar
dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan
menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus >
Homo Habilis> Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak
langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis
selanjutnya.
2. Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)
Saat
Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita”
tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia
akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu
diabadikan. "...Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Firman
inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap
dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang
pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan
tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka.
Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada
Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis
menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang
menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada
akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam
dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.
Adam
adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa
menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan
manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan
memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia
diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan
keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati
lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini
dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
Demikianlah
dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya manusia
pertama di bumi, mugkin kami lebih memilih bahwa Adam a.s adalah manusia
pertama sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Quran. Apakah kalian setuju bahwa
Nabi Adam a.s adalah nenek moyang manusia? Tergantung pada kepercayaan kalian
masing-masing.
Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan
penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Pengertian
penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya
membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti
ketundukan manusia dalam hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi,
baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan
manusia.
Oleh
kerena penyembahan harus dilakukan secara suka rela, karena Allah tidak
membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual
penyembahannya. Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan
menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelolah alam
semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum
kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.
Fungsi dan Peran Manusia
Berpedoman
pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia yang
mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan
sebagai penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku
ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt. Peran
yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh
Allah di antaranya adalah:
1.
Belajar
2.
Mengajarkan ilmu
3.
Membudayakan ilmu
Oleh
karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia
dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri
sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.
Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT
1)
Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
Makna
yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan
manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan,
kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan, Oleh karena itu, dalam
al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah dirimu dan
keluargamu dengan iman dari api neraka).
2)
Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT
Manusia
diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan
dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu
tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan
alam. Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia
menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi.
Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya
mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan
hidpnya. Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi
dengan amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai seorang
muslim adalah membentuk amal saleh.
Hakikat Manusia
Hakikat
manusia adalah sebagai berikut :
1)
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2)
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3)
Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur
dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4)
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai selama hidupnya.
5)
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
6)
Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.
Demikianlah ulasan Hakikat Manusia Menurut Islam semoga bermanfaat bagi kita semua.. Aminn.
Wassalam
Saya adalah manusia yang hobi menulis di sebuah blog yang bernama masmient.com yang membahas teknolog, terkadang saya juga membahas tentang perbankan. meski demikian ada web lain yang membahas tentang tutorial seperti membuat akun dan tutorial lainnya.
ReplyDelete